Di tengah popularitas hunian minimalis, minat masyarakat terhadap desain rumah tradisional masih tinggi. Bukan hal aneh sebenarnya mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan, termasuk untuk model tempat tinggal yang dibangun masyarakat.
Setiap daerah mempunyai konsep unik dengan nilai filosofi mendalam yang dijadikan inspirasi untuk rumah-rumah masa kini. Misalnya saja pada rumah Jawa klasik yang kerap dikombinasikan dengan desain modern dan minimalis.
Selain dari Indonesia, desain rumah tradisional dari negara-negara lain seperti Jepang serta Korea sering kali digunakan untuk membangun hunian. Anda yang memerlukan inspirasi dapat menyimak daftar rekomendasi berikut untuk mendapatkan konsep yang sesuai.
- Desain rumah Jawa kuno
Berbeda dari versi modern yang sudah dibuat lebih praktis, rumah Jawa kuno justru harus memperhatikan aspek filosofi hingga hierarki sosial. Salah satu desain rumah Jawa kuno yang populer adalah joglo yang dicirikan dengan bentuk atap rumit. Dulu, hanya saudagar dan bangsawan yang boleh menempati hunian tradisional tersebut.
Anda juga harus memperhatikan lima bagian penting pada joglo. Antara lain pendopo (paviliun di depan kompleks), pringgitan (penghubung pendopo dengan omah), omah (rumah utama), dalem (bagian tertutup dari poros utara dan selatan), serta senthong (bagian belakang omah).
- Desain rumah Jawa modern
Pada desain rumah Jawa modern, sejumlah arsitek biasanya hanya mengaplikasikan beberapa bagian dari versi kuno. Atap dan pilar-pilar adalah salah dua bagian yang paling sering digunakan. Kemudian, Anda juga bisa membangun hunian dua lantai dengan menempatkan pendopo kecil untuk menjamu atau bersantai di teras.
Bagian rumah lain yang bisa dioptimalkan dari rumah Jawa modern adalah taman yang sejak dulu menjadi salah satu ciri kemewahan. Namun, kalau lahan terbatas, Anda bisa menggunakan konsep hunian minimalis dengan menghilangkan pilar dan menempatkan pendopo di depan pintu masuk.
- Desain rumah Jawa limasan
Selanjutnya ada rumah limasan yang menjadi salah satu desain favorit para arsitek maupun masyarakat luas. Konsepnya yang tahan akan gempa membuat desain rumah Jawa limasan cocok dibangun di kawasan yang rentan akan bencana tersebut. Hal ini disebabkan atap rumah limasan yang mempunyai kemampuan tinggi dalam meredam gempa.
Anda yang menyukai elemen alam pasti bakal menyukai rumah Jawa limasan, karena kayu digunakan sebagai salah satu material utamanya. Struktur kuat dan khas yang dipadukan dengan lantai batu atau keramik pun bakal membuat ruangan terasa lebih sejuk.
- Desain rumah tradisional Sunda
Seperti di Jawa, hunian yang ditempati masyarakat Sunda tak kalah beragam. Inspirasi untuk merancang konsepnya pun bervariasi. Imah badak heuay, misalnya, sebuah desain rumah tradisional Sunda yang bentuknya menyerupai badak dengan atap yang berfungsi melindungi teras. Ada pula rumah togog anjing dari Garut yang sudah sering diaplikasikan di bungalow hingga hotel.
Anda yang ingin membangun rumah minimalis bisa memadukan konsepnya dengan imah perahu tengkurep. Desainnya sekilas menyerupai rumah limasan di Jawa dan cocok untuk kawasan yang mempunyai curah hujan tinggi karena tak mudah bocor.
- Desain rumah tradisional Bali
Desain rumah tradisional Bali sama kompleksnya dengan hunian Jawa, sebab terdiri atas paling tidak enam bagian. Namun, sebagian besar hunian di Pulau Dewata, terutama yang sudah dipadukan dengan sentuhan modern, tak lagi seluas yang ditempati masyarakat tempo dulu. Beberapa material yang umum dipakai mencakup batu bata, bambu, kayu jati, kelapa, jerami, hingga batu alam.
Adapun karakteristik rumah tradisional Bali yang dapat Anda jadikan inspirasi. Di antaranya angkul-angkul (gerbang utama rumah), halaman luas, struktur yang rapi, serta penggunaan tanaman tropis dan kolam yang membuat rumah terasa fresh.
- Desain rumah tradisional Jepang
Rumah-rumah tradisional di Jepang umumnya berdekatan dan punya bentuk kecil, baik yang dibangun di pedesaan maupun perkotaan. Akan tetapi, desain rumah tradisional Jepang tetap mempertahankan elemen-elemen kunci seperti privasi, perlindungan dari bagian luar hunian, pencahayaan, dan memaksimalkan lahan yang tersedia.
Sekilas, konsep hunian Jepang memiliki kesamaan dengan rumah tradisional Jawa atau Bali. Misalnya saja mempunyai gerbang bertembok di bagian depan, memperhatikan arah mata angin, dan adanya lorong yang menghubungkan ruangan.
- Desain rumah tradisional Korea
Meski hampir sama dengan rumah Jepang, hanok atau hunian tradisional Korea mempunyai sejumlah perbedaan, baik dari desain, material, hingga warna. Pada desain rumah tradisional Korea, atap menjadi bagian yang kerap dimodifikasi karena rumit untuk ditiru. Anda juga masih bisa memakai elemen yang lebih mudah seperti tembok, pintu, atau gerbang utama.
Pada konsep yang lebih modern atau minimalis, Anda bisa mainkan elemen di bagian interior. Misalnya dengan memanfaatkan kayu sebagai bahan utama dan perabot berukuran mungil, sebab lahan yang umumnya dipakai untuk hanok tak terlalu luas.
Apa saja detail yang harus diperhatikan dari rumah tradisional?
Serupa tapi tak sama, desain rumah tradisional dari berbagai tempat di atas rupanya memprioritaskan sejumlah elemen yang sepatutnya Anda pertahankan saat membangun hunian, antar lain:
- Pemakaian material alami
Semua desain yang disebutkan di atas mengandalkan kayu sebagai salah satu material utama, baik untuk rumah Jawa klasik hingga Korea. Bahan ini mendominasi bagian-bagian penting seperti lantai, dinding, hingga langit-langit ruangan. Anda juga bisa menambahkan material lain seperti bambu serta rotan yang dapat dijadikan partisi atau kombinasi langit-langit.
- Menggunakan tone warna lembut
Untuk mengimbangi skema warna gelap, kombinasikan dengan warna-warna kalem atau soft seperti putih atau krem. Selain itu, permainan warna ini pun bakal menciptakan suasana hangat dan menenangkan bagi para penghuni. Anda masih bisa memakai warna lain untuk memeriahkan ruangan, tetapi jangan terlalu berlebihan.
- Tempatkan perabot handmade
Pearbot maupun ornamen handmade akan mempercantik hunian tradisional. Pada desain rumah tradisional Korea, misalnya, Anda bakal menjumpai hiasan berupa lukisan kuno atau vas keramik berwarna netral. Dari Indonesia, ada lemari ukir Jepara yang kerap digunakan sebagai salah satu perabot utama di rumah-rumah khas Jawa.
- Sediakan ruang komunal untuk keluarga
Ruang komunal untuk berkumpul bersama keluarga menjadi ciri khas desain interior dari rumah tradisional yang tak boleh Anda lupakan. Lahan yang disediakan tak perlu terlalu besar, tetapi bisa dijadikan sebagai pusat pertemuan. Pastikan juga ruang komunal tak ditempatkan terlalu dekat dengan ruang tamu untuk menjamu pendatang.
- Pertahankan nilai filosofis
Setiap penempatan perabot, pemilihan warna, serta pengaturan pencahayaan di rumah tradisional sangat memperhatikan nilai-nilai filosofis. Anda memang tak perlu menggunakan semua aspeknya di dalam hunian, tetapi sebisa mungkin jaga maknanya untuk menghormati para leluhur dalam membangun keseimbangan hidup untuk para penghuni.Selamat membangun desain rumah tradisional sesuai konsep yang diinginkan agar hunian idaman Anda nyaman untuk ditinggali!